Desember 27, 2013

Demi Indonesia

Semua terlihat biasa saja dewasa ini di negaraku Indonesia. Pemerkosaan, pembunuhan, teroris, korupsi, suap, judi, prostitusi, dan lain lain hanya menjadi tontonan di layar televisi, lalu rata-rata masyarakat menggunakan berita sebagai keluhan-keluhan tanpa aksi. Terutama golongan muda yang sebagian besar mereka apatis dan skeptis dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Jika kalian diam saja dan mengeluh apakah akan ada perubahan di negara ini?. Di negara ini cuma dibedakan menjadi 2 yaitu eksekutor dan komentator. Si eksekutor merasa paling punya hak prerogatif, sedangakan si komentator cuma modal omong doang tanpa melakukan apa-apa.

RUMAH SAKIT BRENGSEK

APARAT KEPARAT
HUKUM LEMBAH HITAM

Tulisan di atas merupakan seruan dari golongan anak punk, mereka menyerukan tulisan tersebut dalam bentuk lagu/musik. Di Indonesia tidak ada pilihan hidup dengan keadilan, karena keadilan hanya di dapat

oleh para kapital dan korporat. Menurut saya negara kita bukan negara demokrasi, melainkan "pseudodemokrasi" (seolah-olah demokrasi, namun tidak).

Apalagi sih keluhan para anak muda di negara ini? Mereka lantang saat mengeluh (demo), tapi attitude mereka sehari-hari jauh dari kata teladan, ya sama sajalah. Banyak juga anak muda dan banyak orang yang sangat antipati dengan dunia politik, mereka sangat apatis dan skeptis dengan dunia politik di negara ini.


Ayolah kita harus menyadari, jika kita menginginkan perubahan yag lebih baik di negara ini, maka kita juga harus beraksi turun tangan langsung demi Indonesia menjadi negara yang terbaik. Negara Indonesia sangat butuh peran anak muda, regenerasi terus berlangsung. Lihatlah sejarah kemerdekaan negara ini, peran anak muda sangatlah besar. Jangan bikin malu kepada pahlawan-pahlawan dan leluhur-leluhur kita yang sudah berjuang mati-matian untuk memerdekakan anak cucunya.


Saya tidak sok menceramahi kalian, namun saya juga kurang lebih sama seperti kalian yang skeptis dan apatis, tapi saya berusaha terus untuk melakukan sesuatu hal baik untuk negara ini walaupun itu hanya kegiatan dalam skala kecil. Oleh karena itu, ketika saya mendengar pak Anies Baswedan ikut konvensi Partai Demokrat untuk jadi bakal calon presiden 2014-2019, saya langsung semangat mendukungnya. Maka dari itu ketika mendengar pergerakan yang bernama Turun Tangan, saya tidak pikir panjang untuk ikut pergerakan itu. Saya ikut Turun Tangan tidak ada pengaruh dari siapapun, saya murni tahu track record pak Anies Baswedan yang sangat kredibel untuk memimpin negara Indonesia. Saya tidak punya alasan untuk tidak mendukung pak Anies Baswedan, karena beliau sudah menginspirasi banyak orang di Indonesia.


"SAYA TIDAK DIBAYAR SEPESERPUN OLEH ANIES BASWEDAN, SAYA TULUS MENJADI RELAWAN TURUN TANGAN DEMI KEADAAN KEADAAN SOSIAL POLITIK DI INDONESIA YANG LEBIH SEHAT"


Warm Regards,

Bhagas Dani Purwoko

0 komentar:

Posting Komentar

 
;