April 19, 2014 2 komentar

Jangan Ikuti Passion, Namun Temukan Passion

Now, passion is a word that is very commercial, the word "passion" very often popping up in the motivation books and the mouth of motivators. Honestly, I did not tell you to follow your passion, but I just want to help you find it, whether it clears or not. When you visit my blog and read this article certainly has a varying purpose, I hope my article can satisfy you all.

Di sini saya hanya ingin menjelaskan saja, entah kalian mau setuju atau tidak dengan tulisan saya ini. Saya tidak ingin menggurui siapapun, saya sendiri adalah remaja 21 tahun yang masih mencari  apa "passion" saya?. Passion dalam Bahasa Indonesia diartikan Renjana. Dalam KBBI, Renjana adalah rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dsb). Tips yang akan saya jabarkan hanya merupakan perspektif yang saya miliki. But wait, why so serious? just relax, fellas. :)

1. Brainstorming
Pikirkan apa yang kamu sangat kamu cintai. Berkacalah pada dirimu sendiri, temukan apa yang menjadi kecintaanmu. Apa yang kamu inginkan? Apa tujuan hidupmu? Apa yang sering kamu lakukan setiap hari? dan banyak lagi pertanyaan yang bisa membuat otakmu memikirkan hal tersebut. Lalu, jika pertanyaan seperti itu masih kurang buat kamu, pertajam lagi pertanyaan itu. Biarkan pikiranmu liar saat memberikan jawaban. Contoh pertanyannya: Apakah ada sesuatu yang saya takuti saat mencoba hal baru karena hal itu dapat mengeluarkan saya dari zona nyaman? Apakah ada sesuatu yang sudah lama saya ingin lakukan tetapi belum dilakukan karena kekhawatiran keuangan? Apakah ada sesuatu yang selalu ingin saya lakukan tetapi belum mencobanya karena saya sudah takut akan gagal atau tidak bakat dalam hal itu?. Jejali pikiranmu dengan pertanyaan-pertanyaan itu, anggap pertanyaan itu adalah teguran dan sindiran buat kamu, lalu kamu harus optimis dan sanggup menjawab pertanyaan itu dengan penuh percaya diri.

Buatlah permainan yang sederhana. Bagaimana caranya? Kamu tulis saja hal-hal baru yang ingin kamu coba, minimal 5 hal, bisa kamu tulis di mana saja sesukamu. Lalu, buatlah rencana untuk benar-benar melakukan hal-hal tersebut secepatnya, bahkan mencoba 1 hal baru bisa sampai 1 tahun, jika kegiatan tersebut lebih rumit.

Jangan terlalu tergantung dengan siapapun atau apapun. Jangan fokus pada masalahnya, tapi fokus untuk menemukan solusi. You should be more creative and positive thinking. Hal baru memang harus dipelajari, tetapi tidak juga harus memerlukan dana yang besar untuk mempelajarinya. Sumber belajar ada di mana saja, jadilah manusia yang pro-aktif. 

2. Jadikan Minatmu lebih Menguntungkan
 Lakukan hobimu setiap saat tanpa beban. Hidupmu akan bahagia apabila bisa memuaskan hasrat duniawi, contohnya adalah berhobi. Hobi memiliki dampak yang negatif jika terlalu berlebihan, namun akan berdampak baik jika kamu realistis dalam berhobi. Hobimu bisa apa saja, menggambar, nge-game, sepak bola, lari, bersepeda, dan lain-lain. Jika hobimu belum bisa menghasilkan uang, maka carilah celah untuk menemukannya, kita harus percaya kalau kita dapat memecahkan segala masalah. 

Hidupkan kembali renjana, cita-cita, dan hobi di masa kecilmu. Mungkin rutinitas sekarang ini sudah membuatmu jenuh. Mem-bocah mungkin bisa dijadikan solusi tapi intinya jangan sampai kebablasan. Ketika kalian menekuni suatu sebaiknya jangan setengah-setengah, lakukan dengan bahagia dan kreatif.

Janganlah menjadi orang lemah, selalu percaya diri (pemberani) dan tidak pantang menyerah, karena tidak ada orang bodoh di dunia ini. Kamu bisa melakukan apapun sesukamu dan jangan takut gagal. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, selalu berpikir positif dan realistis.

Terkadang kamu juga bisa menggunakan pendekatan pragmatis terhadap hobi atau ketertarikanmu pada suatu hal. Contohnya, kamu ingin menjadi atlet Olimpiade, namun umurmu sudah menginjak 25 tahun, sehingga kamu sulit untuk menjadi atlet. Tapi, jika kamu sangat memiliki renjana/passion  di bidang atletik, lihatlah diri kamu sendiri bagaimana mewujudkannya dengan cara atau perspektif yang lain, seperti menjadi trainer, coach, atau mengembangkan diri di gym agar nantinya bisa menjadi instruktur gym.

Kombinasikan talenta dan bakatmu. Jika kamu suka nge-band, membaca, dan menulis, maka kamu bisa saja menjadi jurnalis majalah musik atau membuat buku tentang trik-trik dalam membentuk band yang kompak. Banyak sekali celah untuk kalian lakukan agar hobimu memberikan keuntungan berupa materi buat kamu.

3. Mencoba Hal-hal yang Baru
Eksplorasi kemampuan artistikmu, karena seni ada banyak sekali dan sangat seru jika kamu mempelajari tentang seni. Lagi-lagi jangan sampai kamu takut mencobanya, mungkin saja kamu memiliki sisi artistik yang sangat indah dalam dirimu tanpa menyadarinya. Anda dapat mencoba memainkan alat musik (gitar, piano, flute, bass, drum, harmonika, gendang, rebana, dll), melukis/menggambar (buat komik, mural, grafitti, dll), menulis (cerpen, skenario, storyboard, puisi, novel, dll), akting (teater), menyanyi (grup vokal, vokalis band, boy band, girl band, dll), memahat, merancang pakaian, dan beberapa hal.

Berpergian/travelling/backpacker/melancong dapat menjadi cara yang brilian bagi kamu untuk menemukan hal baru. Berkelana ke suatu tempat memang membutuhkan dana yang cukup, sehingga kalian harus benar-benar menggunakan dana tersebut untuk ke tempat yang benar-benar baru dan sangat kamu idamkan sekian lama. Ketika liburan ke suatu tempat, lihat cara hidup orang-orang di tempat tersebut, cara bersosial, tata kota, dan lain-lain. Jadi, kamu liburan sekaligu berobservasi, namun dengan cara yang bahagia. Sering mengambil foto saat berpergian ke suatu tempat, mungkin passion baru kamu adalah fotografi. Carilah inspirasi di tempat yang sedang kamu injak, gunakan sekitarmu untuk menemukan passion baru kamu.

Jadilah relawan/volunteer di masayarakat sekitar. Relawan memang tidak ada yang mendanai, namun dengan menjadi relawan akan membuatmu lebih peka dan peduli terhadap orang lain, alam, dan sebagainya. Contohnya, Jika kamu membantu membersihkan taman, kamu dapat menemukan passion baru untuk berkebun. Jika kamu membantu orang belajar membaca, kamu dapat mengembangkan semangat itu untuk mengajar. Jika kamu bekerja di tempat penampungan tunawisma, kamu dapat mengembangkan cinta itu untuk membantu orang yang membutuhkan. Jika Anda mengambil peran kepemimpinan dalam acara sukarela, seperti mengatur anggota di dalam komunitasmu, maka kamu mungkin menemukan passion untuk kepemimpinan. Komunitas apapun pasti ada yang memiliki dampak positif dan negatif, pilahlah sebaik mungkin dalam memilih komunitas, jangan asal ikut-ikutan saja.

Cobalah hobi-hobi baru yang seru, banyak sekali hobi yang bisa kamu lakukan. Carilah hobi yang membuatmu nyaman dan senang. Ada banyak contoh hobi yang bisa menguntungkan buat kamu kelak, seperti hobi mempelajari bahasa-bahasa asing yang baru (Jepang, Mandarin, Prancis, Inggris, Jerman, dll) dapat menjadi portofolio buat CV anda atau menjadi translator, hobi memasak dapat menjadikan anda koki atau membuat rumah makan/restoran, dan lain-lain. Pada dasarnya semua hobi dapat menghasilkan materi jika kalian tekun dan tidak mudah menyerah. Jangan selalu mengeluh, internet menjawab semua keluhanmu, kamu bisa belajar dari google atau youtube 

Cobalah olahraga-olahraga yang baru. Mungkin kamu tidak tahu ada bakat terpendam dalam seni bela diri, karena kamu belum pernah mencobanya. Ada banyak sekali olahraga yang bisa kamu tekuni, seperti yoga, dansa, berenang, panahan, lari, bela diri, bowling, baseball, tennis, golf, voli, sepak bola, badminton, dan lain-lain. Olahraga modern juga banyak, seperti bermain skateboard, longboard, sepatu roda, bmx, dan lain-lain

Cobalah hal-hal baru dengan bantuan orang lain yang sudah mahir di bidang tersebut. Bantuan orang lain dapat ditemukan di dalam keluarga, teman sekolah, teman ngopi, teman di dalam komunitas. Jadi, perbanyaklah teman-temanmu, tapi juga harus selektif ketika bergaul dengan banyak orang. Selektif yang saya maksud bukan membeda-bedakan antar teman, tapi kamu sendiri yang harus mengendalikan diri dalam pergaulan, misal ada teman yang suka pakai narkoba, kamu tidak perlu ikut pakai juga dan tidak menjauhi temanmu itu. Ketika passion-mu yang baru itu muncul dan kalian punya teman yang sudah bergelut di passion tersebut sejak lama itu dapat menjadi inspirasi buat kamu. Jaga hubungan baik dengan semua teman-temanmu, kamu bisa knowledge sharing, curhat, dan sebagainya. Setelah itu yang kalian perlu ingat adalah jangan pelit dalam berbagi ilmu dengan orang lain.

Mulailah keluar dari ZONA NYAMAN, temukan passion-mu sendiri dengan usahamu sendiri. Jika, kalian terpaku dengan hal-hal yang membuatmu nyaman sekali akan memiliki dampak yang kurang baik. Cara keluar dari zona nyaman adalah dengan cara mengganti rutinitas kamu sehari-hari dengan hal-hal yang baru. Passion tidak untuk kamu ikuti, namun passion adalah sesuatu hal yang kamu bentuk dan akhirnya kamu bahagia melakukannya. Jangan buru-buru berasumsi aktivitasmu yang sekarang sebagai passion-mu, karena belum tentu asumsimu sepenuhnya benar. Carilah hal-hal baru yang nggak kamu banget pokoknya, mungkin saja kamu memiliki bakat terpendam di hal baru tersebut. You should try new things in your life often!!

After you read this article, you don't think I've been superb and have found my passion. This article also I used to encourage myself. I still grew up to find my passion and the meaning of life in this world. Why am I write this article on my blog? Because, I just wanted to share with you guys. Hopefully when you or me open up this article one day has become a successful person and have truly found your passion respectively.

Warm Regards,

Bhagas Dani Purwoko (@BhagasDani)
April 16, 2014 2 komentar

Dari John Locke Hingga Nirvana

Ahh.. Akhirnya setelah sebulan tidak mengisi blog dengan tulisan-tulisan yang aneh versi saya. Walaupun tak ada yang mengunjungi blog saya, tapi masih saja saya eksis nulis. Biarin, nanti kalian juga akan tahu kalau saya memang aneh.

Dalam kehidupan yang fana ini, kenapa ya semua orang selalu "mosi tidak percaya" dengan semua orang. Apalagi para pengamat, analis, komentator. Saya heran pada saat skripsi seperti sekarang, kenapa dosen menuntut saya untuk mencari referensi sebanyak-banyaknya? Padahal saya punya cara pandang dan berpikir dengan akal yang saya miliki. Saat maju seminar dosen saya mengomentari dengan kalimat,"kamu dapat referensi dari mana? dasarmu apa?" Memangnya tidak boleh menelurkan pemikiran-pemikiran asli kita ke dalam skripsi kita sendiri? Kenapa? Lalu, pada saat awal ada yang namannya seorang ahli, mereka tahu dari mana? dasar mereka apa? dari kitab kah? wahyu kah? pengalaman kah? Kita semua tidak ada yang tahu. Tapi, para dosen membatasi pikiran saya untuk menulis apa yang saya pikir, lihat, dan lakukan. Bagaimana seorang John Locke bisa menemukan teori Tabula Rasa? Padahal teori tersebut sangat alamiah dalam kehidupan. Kita pasti semua tahu teori Tabula Rasa, di KBBI pun masuk kata tersebut. Tabula Rasa merupakan teori yang menyatakan setiap individu yang lahir seperti kertas putih/jiwa yang suci (baik dan buruk dipengaruhi oleh lingkungannya). Nah, semua orang juga tahu kan? Terus kok bisa John Locke menamai teori tersebut Tabula Rasa. Jangan tanyakan ke saya, tanya saja ke rumput yang bergoyang. Masih banyak lagi teori-teori dari para ahli, tapi saya malas menjabarkannya di sini.  Mereka enak banget ketika lahir diberi kebebasan berpikir sampai dapat menciptakan sebuah teori tanpa harus ditanya "referensimu dari mana? dasarmu apa? ahlinya siapa? penelitian terdahulu milik siapa?", hmmm.. hidup sekarang ini terasa ada banyak pseudo-despot berkeliaran yang ingin membatasi ruang berpikir saya. Bisa jadi kenapa saya jarang nulis di blog karena ada hal-hal tadi yang menggelantungi pikiran saya. Rata-rata mereka yang rajin menulis, selalu ada kutipan keren yang mendasari. Terkadang ada tulisan yang memiliki metafora yang indah, terkadang juga ada tulisan yang berbentuk rima hingga dapat membuat pembacanya menyeringai. Nah, kalau saya  tak ada referensi dan tak ada mood, saya malas menulis. Saya juga suka membaca, masalahnya moody dan picky.


Lanjut nih ke alinea ke-2? Masih mau baca kan? Oke, makasih. Sekarang dalam bermusik, pasti kalau kalian anak band, musisi, penyanyi, dan sebagainya pasti pernah ditanya,"influence-mu siapa? band apa?". Kenapa harus begitu ya? Para pendahulu pertama kali bisa menciptakan nada, lalu pas bermusik influence-nya siapa ya? Aneh kan? Saya saja juga bingung dengan hal itu. Makanya saya mau mengajak kalian untuk ikut bingung ketika membaca tulisan saya ini. Dalam musik juga ada alirannya setali tiga uang dengan menulis, aliran musik yang populer ada rock, blues, jazz, pop, ska, funk, metal, dan lain-lain. Setelah munculnya aliran-aliran musik yang populer itu, kenapa muncul sub-sub genre? Bikin bingung lagi kan? Siapa lagi yang nemuin dan nyiptain sub-sub genre itu? Dunia ini memang dipenuhi oleh teka-teki kalau kita terlalu memikirkan hal-hal kecil, seperti yang saya lakukan sekarang ini. Sub-genre yang fenomenal menurut saya adalah kemunculannya sub-genre dari Alternative Rock yang bernama aliran musik Grunge. Padahal setahu saya Alternative Rock itu sub-genre dari Rock, eh ini jadi sub-genre lagi, jadi makin pusing kepala saya. Musik Grunge dipopulerkan oleh Nirvana dan Pearl Jam, kalian pasti juga sudah tahu. Bagaimana menurutmu? Mereka punya influence menurutmu? Saya pun tak tahu hal itu. Seiring berjalannya waktu bermunculan para pengamat musik, mereka bisa menafsirkan band ini beraliran apa dan influence-nya siapa. Padahal menurut saya yang tahu aliran musik sebuah band ya personil band itu sendiri. Intinya, saya risih kalau bermusik ditanya ini itu oleh seseorang.


Masih banyak sebenarnya yang masih saya risaukan. Namun, apa daya, saya kasihan sama kalian yang capek-capek membaca tulisan yang absurd ini. Saya tidak memberi solusi dan jawaban di tulisan ini, saya hanya mengungkapkan curahan hati dan pikiran saya saja. Mohon maaf kalau mengganggu waktu kalian. Saya tak bisa menggantikan menit demi menit yang kalian buang untuk membaca tulisan ini. Jadi, sampai di sini saja ya tulisan saya. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kalian yang berkenan untuk mengunjungi dan membaca. Tulisan ini pakai EYD lho, saya ingin jadi purist sepertinya. Hahahahahahaha :)


Warm Regards,


Bhagas Dani Purwoko (@BhagasDani
 
;