Juli 31, 2012 0 komentar

If you’re Exclusive, It’s Not My business

If you’re Exclusive, It’s Not My business

Any belief that you believe
there to the rituals that must be implemented.
Why did you do the ritual?
Fear of hellfire and look forward to the beauty of heaven
 as bad as doing something but expect a gift.

God does not need defending.
God will never punish his servant.
God never forces us to perform the ritual.
We are emanations from God.

Be a whole person in the world.
We are born to die.
We eat and drink only to postpone death.
Do not ever feel most true to your beliefs.
Tolerance is important, not the majority and minority.


Religion on sale everywhere.
swear to god just to waste.
felt like vomiting every time I see people calling for morality.
they justify the blood of all those who thought astray.
they try to be god in this country

killing in the name of religion is barbaric.
heaven that you desire is just a lie.
a pseudo-democracy in this country is clearly visible.
when will this decline will end? let us achieve a better life for all people.
0 komentar

Manusia Kini


Manusia Kini


Demi apapun yang kita sumpahkan
Kita terlahir sebagai manusia yang sempurna
Kita diciptakan di bumi untuk belajar bersujud
Malaikat tunduk kepada manusia bukan berarti berlaku layaknya binatang atau iblis
Derajat yang tinggi hanya membuat lalai hati dan akal
Dominasi dalam diri dan di dunia tidak mengalami sinkronisasi
Manusia sudah buta saat ini
Kesemuan terlihat jelas dalam dunia yang fana
Kenyataan menjadi bisu karena banyak simbol-simbol kenistaan berujung neraka entah surga
Setiap saat bisikan jahat selalu hinggap dalam dada manusia
Kejahatan tak selamanya dibisikkan oleh golongan iblis
Tetapi saudara-saudara sendiri sesama manusia bisa senantiasa menjadi saling bermusuhan
Hingga pada akhirnya, semua manusia kacau balau dalam kebimbangan
Tak ada solusi maupun amunisi yang menjadi ilusi
Perlindungan seharusnya bisa manusia dapatkan
Tetapi manusia bimbang mencari perlindungan
0 komentar

Persoalan Atheis

Menyusuri dunia yang fana ini, ada banyak hal yang membuat lucu, sedih, riang, maupun berduka. Mengapa ada monotheis? Atheis? Politheis? Persoalan yang merumitkan. Saya sendiri seorang monotheis atau mengimani hanya 1 tuhan. Saya sering heran dengan orang yang tak percaya tidak memiliki tuhan. Mereka menyembah siapa selama ini? banyak persoalan dalam dunia ini. Saya pribadi mempercayai kalau tuhan itu ada. Tetapi, untuk menjadi atheis juga hak setiap orang.

Ada sedikit cerita yang agak menggelitik nih. Pada suatu ketika saya berjalan-jalan ke pasar dengan tujuan ingin mencukur rambut. Sesampainya di tukang cukur saya tanpa basa-basi meminta si tukang cukur untuk segera mencukur rambut saya. Ketika sambil mencukur rambut saya, si tukang cukur ngajak ngobrol-ngobrol banyak hal.

Tiba-tiba si tukang cukur berkata, “Mas, saya gak percaya tuhan itu ada di dunia ini”. sontak saya kaget dengan perkataan orang itu dan bertanya,”Kenapa kok bisa gitu pak? Bapak atheis  dong”. Si tukang cukur menjawab,”Iya mas, alasannya lihat di jalanan pasar sana masih banyak orang-orang miskin kelaparan, saya yakin mereka sudah berdoa tapi mengapa tak kunjung dikabulkan, katanya tuhan maha bisa, apakah tidak kasihan dengan kesengsaraan mereka? jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit? Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit atau kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”. Dalam waktu berapa menit saya terdiam dan tak mampu menjawab pertanyaan si tukang cukur, sampai akhirnya dia sudah selesai mencukur rambut saya. Saat itu saya sangat bingung sekali dengan pernyataan dan pertanyaan si tukang cukur, selalu teringat terus. Dalam perjalanan saya berpapasan dengan orang yang gondrong banget, kumuh rambutnya, dekil, brewok lebat, sehingga langsung teringat dengan si tukang cukur. Saya langsung bergegas menemui si tukang cukur dan bilang,”Sebenarnya tukang cukur itu tidak ada!”

Tukang cukur tidak terima. Ia protes. ”Kamu kok bisa bilang begitu? Saya disini dan saya tukang cukur. Dan baru saja saya mencukurmu!,” tandasnya

“Tidak!,” elak Saya. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang, gondrong, serta brewokan semrawut seperti orang itu,” kata saya sambil menunjuk ke arah luar.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!,” sanggah tukang cukur. ”Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si tukang cukur membela diri.
 “Cocok!,” kata Saya menyetujui. “Itulah masalahnya. Sama dengan Tuhan, Dia  itu ada! Tapi apa yang terjadi? Orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Maka, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini,” katanya.
Tukang cukur itu terdiam seribu bahasa, sambil menundukkan kepalanya, berpikir sejenak dan lanjut mencukur konsumennya. Dan, kemungkinan besar ia sudah percaya pada Tuhan.

 
;