Oktober 03, 2011

FASIS Yang Baik Adalah Fasis Yang Mati

Saya ingin menuliskan keluhan-keluhan saya terhadap kaum fasis yang terlalu fanatis terhadap agamanya. Apa sebenarnya yang mereka cari? dengan kelakuan bar-bar ingin mendapatkan iming-iming surga? sungguh tak punya moral. Penafsiran dalam kitab suci pasti berbeda-beda sih, mereka pasti memiliki pandangan yang sangat fasis. haha

Dulu setiap kita mendengar kata Allahuakbar pasti hati rasanya tenang, tapi klo sekarang denger takbir jadi takut apalagi yg bilang org berjenggot pake sorban, baju gamis, jidat item. hahaha mending kabur deh. Mereka itu sok-sok ngarab deh. Pake habib2 segala. hehe

Kasus yang sering saya sayangkan itu waktu bulan ramadhan. Mereka merazia warung2 yg buka pas siang hari. Saya muslim dan tidak stuju apabila "Hormatilah orang yang berpuasa". HEEEII, ngapain orang puasa minta dihormati???. Hormati itu yang gak puasa. Maksud saya itu harus adanya toleransi dalam diri, gak usah gila hormat deh. Orang berpuasa itu harus ikhlas lilahitaala, harus bisa nahan nafsu lahir dan batin. Jadi biarin dong orang yang buka warung di siang hari, mereka itu butuh penghasilan, kita kan harus nahan nafsu, toh mereka pasti menutup warungnya dengan geber supaya gak keliatan dari luar. Tapi kenapa mereka malah ngehancurin warung-warung itu, untuk apa coba??
Yang saya tuliskan diatas adalah salah satu contoh saja.

Saya lebih memandang kalo Pluralisme itu PENTING dan INDAH!! :)

Ini ada salah satu lagu berjudul Puritan dari band HipHop bandung bernama Homicide yang liriknya mewakili keluhan saya ini. berikut adalah Lirik Homicide- Puritan (Godblessed Facists) :

  • Puritan ( Godblessed Facists )


    adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
    pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
    supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
    persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
    diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
    kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
    target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
    karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
    selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
    melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
    penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
    para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
    paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
    B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
    persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
    partai bisa ular, belukar liberal
    Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
    persetankan argumentasi membakar bara masalah
    dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
    instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
    kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
    wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
    distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
    dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
    jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
    sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
    batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
    menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
    jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
    lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
    lubang tai sejarah, memang dunia adalah
    kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
    jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
    berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
    sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
    seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
    untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian
    tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
    mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
    propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
    jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
    maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap
    yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati
    fasis yang baik adalah fasis yang mati
    fasis yang baik adalah fasis yang mati
    tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami

  • Puritan ( Godblessed Facists )


    adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
    pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
    supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
    persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
    diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
    kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
    target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
    karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
    selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
    melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
    penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
    para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
    paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
    B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
    persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
    partai bisa ular, belukar liberal
    Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
    persetankan argumentasi membakar bara masalah
    dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
    instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
    kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
    wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
    distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
    dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
    jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
    sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
    batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
    menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
    jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
    lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
    lubang tai sejarah, memang dunia adalah
    kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
    jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
    berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
    sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
    seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
    untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian
    tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
    mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
    propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
    jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
    maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap
    yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati
    fasis yang baik adalah fasis yang mati
    fasis yang baik adalah fasis yang mati
    tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami
adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
partai bisa ular, belukar liberal
Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
persetankan argumentasi membakar bara masalah
dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
lubang tai sejarah, memang dunia adalah
kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian
tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap
yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami

adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
partai bisa ular, belukar liberal
Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
persetankan argumentasi membakar bara masalah
dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
lubang tai sejarah, memang dunia adalah
kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian
tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap
yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
fasis yang baik adalah fasis yang mati
tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami

2 komentar:

bagtii dalimunthe mengatakan...

great

Anonim mengatakan...

Plural(is)me ������

Posting Komentar

 
;