Juni 17, 2015

Being Nice is A Torment

Keputusasaan ini muncul hanya karena sakit hati atau memang susah menjadi orang baik?

Karena bisa jadi sebuah pembenaran (lagi dan lagi), skala orang baik masih ada parameternya. Selalu saja ada yang bilang oportunis lah, liberalis lah, sekuler lah, utopis lah. Lha, kalau orang jahat/pendosa/bajingan? Sudah mutlak. Sometimes, knowing nothing is better than knowing at all.

Cuek terhadap sekitar bisa jadi solusi terbaik untuk menjadi pendosa, agar ketika kita ingin menjadi orang yang baik malah disalahartikan. 

Aku tak tahu rencana Tuhan. Aku tahu di atas langit masih ada langit dan aku percaya semua orang akan merasakan nerakanya masing-masing.

Atas nama gengsi semuanya bisa termentahkan.

Atas nama Tuhan semuanya bisa terbutakan.

Ku selalu teringat omongan Ibu,"Jangan malu-maluin orang tua!".

Ku juga selalu teringat omongan Bapak,"Laki-laki harus bisa melakukan banyak hal!".

Maafkan aku yang belum bisa menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan, Bu.

Maafkan aku yang belum bisa menjadi sosok lelaki yang bisa memimpin, Pak.

Aku berubah menjadi orang sabar buat apa, Bu?

Aku berubah menjadi muslim yang taat buat apa, Bu?

Aku belajar banyak keahlian buat apa, Pak?

Percuma saja aku melakukan semuanya tetapi malah berbalik menjadi siksa di dalam hidupku. Ada yang salahkah dengan pola pikirku ini? Aku pun tak mengerti. 

Aku hanya ingin berbakti kepada Bapak dan Ibu. Tidak lupa juga Dik Dito harus selalu bahagia. Saat ini ku akan lebih berusaha lebih keras lagi untuk kalian. 

I love you, mom, dad, and my lil brother. Hopefully I can through this immediately. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;